flash 2
6 April 2012
GETARAN ITU HILANG
Ketika Getaran Itu Hilang
di postkan oleh: EKO Mr. GALAU
Hidup di Jakarta dimana semua orang berlari untuk mencari dunia memang sangat beda dengan hidup di kota santri tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, bahkan disini fungsi adzan sudah bukan lagi panggilan untuk shalat tapi hanya alarm, iya hanya “alarm“Adzan Dzuhur telah menjadi alarm panggilan untuk makan siang, meninggalkan meja dan cari warung, Adzhan Asyar dijadikan panggilan untuk rehat sejenak minum kopi atau teh dan bahkan patungan untuk beli gorengan dan makan bersama lupa shalat, Adzan Magrib waktunya meninggalkan dan beres meja kantor kemudian pulang atau mereka yang dirumah seperti saya, Magrib adalah waktunya untuk sejenak meninggalkan layar televisi untuk mandi dan habis mandi nonton TV lagi, Adzan Isya waktunya makan malam, kemudian Adzan Subuh waktunya untuk bangun, mandi dan berangkat kantor … nauzubillahimindzalik, adzan bukan lagi panggilan untuk shalat.
Iya, jika keadaan diatas sudah terjadi,
maka dimana ALLAH saya letakan, dunia menjerat saya dengan
kesibukannya, harusnya saya sadar bahwa panggilan adzan itu adalah
panggilan untuk menghadapNYA, apakah saya yang hidup dikota besar ini
sudah tidak lagi membutuhkan ALLAH, tidak ingin lagi mencari ketenangan
dengan berlama lama diatas sajadah, mengadukan semua masalah dunia dan
akhirat saya kepada yang memiliki napas saya, tidak inginkah saya
bersyukur atas napas yang ALLAH berikan dari Dzuhur ke Ashar, dari
Ashar ke Magrib, dari Magrib ke Isya dan tidak inginkah saya bersyukur
dengan bersujud sejenak setelah ALLAH membangunkan saya dalam keadaan
sehat di waktu Subuh … ya ALLAH sungguh getaran itu telah hilang dari hati.
Lupakah saya ketika musibah itu datang
bertubi tubi, dan ALLAH telah menjadi penolong saya melalui shalat
shalat saya, melalui sabar saya, tidak inginkah saya kembali bersujud
panjang dan menitikan airmata seperti dulu namun kali ini karena rasa
syukur atas segala nikmat yang ALLAH berikan, bukankah saya yang
membutuhkan shalat saya, iya shalat ini untuk saya bukan untuk orang
lain, ALLAH tak membutuhkan saya, tapi saya yang membutuhkan ALLAH
… apa harus menunggu ALLAH murka dulu, menjewer saya dengan satu
musibah lalu baru saya mau shalat tepat waktu, nauzubillahimindzalik
ya ALLAH, hamba macam apa saya ini, bersyukur saja saya tak mampu
bahkan bisa bisanya menempatkan pemilik napas saya diurutan ke-100
untuk saya temui
Shalat … kenapa saya harus shalat?
pertanyaan bodoh yang tidak perlu diungkapkan, karena jawabannya jelas,
shalat membuat saya tenang, shalat adalah ungkapan rasa syukur saya,
shalat adalah ungkapan kerinduan setelah waktu waktu yang melelahkan
begitu menyita membunuh waktu, kesia siaan yang saya biarkan
berkelanjutan, jika fungsi adzan sudah berpindah dari panggilan shalat menjadi alarm, lalu dimana saya letakan ALLAH,
inikah bukti cinta saya kepada ALLAH yang saya gembar gemborkan bahwa
saya mencintaiNYA melebihi apapun, padahal ketika DIA memanggil, saya
males malesan datang, jadi jangan marah deh kalau suatu hari saya butuh
ALLAH, dan ALLAH juga ntar ntar aja nolongnya begitu saya sudah kolaps
!! padahal saya membutuhkan ALLAH dihentakan pertama ketika luka itu
datang, dan untuk membuat ALLAH selalu menolong saya maka saya harus
membuktikan bahwa saya mencintai ALLAH, ketika ALLAH mencintai saya,
apa sih yang gak dikasih?
Bayangkan ketika kekasih saya meminta saya duduk disebelahnya, badan saya gemetar, kaki saya lemes membayangkan indahnya duduk disebelah kekasih saya, jantung saya mau copot karena bergetar hebat seperti kena aliran listrik… sudah beginikah getaran itu ketika ALLAH yang memanggil saya melalui adzan, padahal saya mengaku mencintaiNYA, munafik gak !!! jawabannya ada dihati nurani saya … sudahkah saya menjadikan ALLAH kekasih saya, dan mampu membuktikannya?
Ketika getaran adzan tak lagi
menggetarkan hati saya, ini pertanda bahwa hati saya mendekati azal,
nyaris mati atau jangan jangan sudah mati suri dan jika ini yang
terjadi maka waktunya untuk menghidupkan kembali hati saya “caranya gimana De?”
caranya adalah dengan dzikir, ingat selalu kepada ALLAH,
hidupkan kesadaran bahwa hidup adalah perpindahan dari satu waktu
shalat ke waktu shalat yang lain, bahwa shalat bukan sekedar kewajiban
tapi juga kebutuhan, bahwa shalat adalah amalan yang pertama dihisab,
bahwa shalat adalah tiang agama, bahwa shalat adalah syukur, doa …
bahwa saya BUTUH shalat
WE HAVE NOTHING except ALLAH … apa sih
yang saya punya didunia ini selain ALLAH, kekuatan apa sih yang saya
miliki kecuali ALLAH, dan jika mencintai ALLAH saja saya sudah tidak
mampu lalu mau apalagi? jika bersyukur saja saya tak mau melakukan lalu
akan saya kembalikan kemana jiwa yang kering ini
sekian banyak hati yang luka karen lupa shalat, sekian banyak hati yang
penuh amarah karena jarang wudhu, sekian banyak pencarian hanya palsu
dan semu karena bukan ALLAH yang dicarinya.
Kini waktunya menjadikan shalat sebagai kebutuhan, bukan hanya kewajiban …
Saya jadi ingat ucapan guru mengaji saya “indikasi
bahwa shalat saya diterima oleh ALLAH adalah bahwa saya selalu
merindukan panggilan adzan dan panggilan itu mampu menggetarkan hati
saya untuk menemui ALLAH, melepas kerinduan yang dalam, melepas lelah
setelah berlari mengejar dunia … indahnya merindukan ALLAH” mari ukur seberapa rindunya kita kepada ALLAH di saat adzan menggema.
Inilah mengapa blog saya bernama
RINDUKU, ungkapan kerinduan saya kepada ALLAH … semoga semua tapak yang
saya buat dikebun ini adalah tapak tapak yang mampu diikuti untuk
bersama sama merindukan ALLAH, amin ya Rabb
Sadar sadar seharusnya kita sadar, kau dan aku tercipta tak boleh terpisah [Slank feat Rindu]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar