Getaran Di Tempat Terindah…
Beberapa waktu lalu saya diajak sahabat
saya makan nasi uduk di gondangdia, lokasinya tepat dibawah kolong
jembatan, tempat yang nampak kumuh karena jalan yang sempit dan diujung
jalan itu terdapat rumah kardus, orang orang yang tinggal di rumah yang
terbuat dari kardus, terdapat banyak gerobak dorong, yang ketika siang
mereka gunakan untuk mencari barang rongsokan, kardus dan botol minuman
bekas dan malam hari gerobak ini berubah fungsi menjadi tempat tidur,
tempat mereka berteduh dari dinginnya malam yang menusuk pori
Tapi bukan orang orang ini yang hendak
saya ceritakan tapi ada sesuatu yang menggetarkan jiwa saya, yaitu
ketika jelang magrib saat saya dan sahabat saya mencari masjid karena
takut nanti dijalan sulit lagi kami temui masjid, bertanya ke tukang
parkir tukang nasi uduk, ditunjukanlah bahwa dikolong jembatan itu ada
mushola
Dan benar memang ada, awalnya saya
ragu, terbayang oleh saya mushola yang sangat kotor plus bau toiletnya
yang menyengat namun saya SALAH, meski terpencil, mushola ini bersih
dan bukan pula terbangun dari kardus tapi dari bata selayaknya
bangunan, dan dengar punya dengar seorang kaya telah membangunkan
mushola untuk mereka dan para orang kardus ini merawat dan menjaga
kebersihannya “Ini rumah ALLAH jadi harus kami jaga mbak” kata
seorang imam di mushola itu, iya bangunan kecil ini adalah rumah ALLAH,
menyebut kata rumah ALLAH rasanya bergetar sekali hati ini
Takjub saya tak terhenti hingga disitu,
ada seorang lelaki berusia 40 tahun yang mengumandangkan adzan begitu
indahnya, suara lantang tanpa mikcropon sanggup menggetarkan hati siapa
saja yang mendengar, memecah antara bumi dan langit, jujur saya menangis mendengar suara adzan ini, nama ALLAH yang disebut diantara sibuknya jakarta, lalu lalangnya kereta diatas jembatan nyaris menghilangkan adzan itu.
Tak lama kemudian datang ketakjuban
baru, ada sekelompok anak lelaki kecil berusia antara 5-9
tahun, bersenjal jepit yang sudah menipis terinjak, berbaju koko,
bersarung kumal datang dengan tertib, berwudhu dan duduk manis menunggu
adzan selesai dan selesai adzan mereka mendendangkan dzikir dengan
suara bocahnya.
“Astaghfirullah robbal baroya, Astaghfirullah minal khothoya. Robbi zidniy ’ilman nafi’a, Wa waffiqni ’amalan maqbuula, Wa wassi’lii rizqon thoyyiban Fatub ’alayya taubatan nashuuha, Fatub ’alayya taubatan nashuuha“
Terbayang oleh saya, betapa kontrasnya
dibanding sebuah masjid yang berdiri megah ditengah komplek orang kaya,
namun sepi saat adzan magrib, tak ada para orang tua membawa anaknya,
tak ada celoteh bocah memecah bumi dengan teriakan dzikirnya,
karena sang Ayah masih dijalan terjebak macet, sang Ibu yang seharusnya
menyuruh sang anak ke masjid masih ada meeting dikantor, dan sang anak
sibuk main game dikamar yang penuh dengan nitendo dan internet
Miris!!
dunia telah membeli akhirat, sebagai orang yang mengaku mencintai ALLAH
seharusnya saya dan kita semua selalu merindukan datang kerumah ALLAH,
bukankah rumah kekasih adalah rumah yang paling ingin saya kunjungi,
tidak inginkah saya melepas kerinduan kepada ALLAH dirumahnya dengan
kekhusuan yang beda, dengan hening yang lain daripada yang lain,
bukankah ALLAH mengatakan bahwa masjid adalah sebaik baik tempat dimuka bumi ini,
masihkah saya sanggup mengingkari ini, dan sibuk mencari tempat yang
lebih indah menurut ego saya bukan yang ALLAH katakan? irhamnna ya
ALLAH, hamba macam apa saya?
“Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian berjalan ke salah satu rumah dari rumah-rumah ALLAH (masjid) untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban ALLAH, maka kedua langkahnya salah satunya akan menghapus dosa dan langkah yang lainnya akan mengangkat derajat.” (HR. Muslim)
Dan ALLAH tidak pernah ingkar janji,
ditengah kelimpungan saya atas dosa dosa yang menumpuk, ALLAH dengan
kasih sayangnya memberi ampunan, adakah ampunan yang saya dapat tanpa
mendekat kepada ALLAH, TIDAK ada, semua nya seukuran dengan nilai
ibadah saya bukankah ALLAH tak akan mengubah nasib saya jika saya tak
bergerak mengubahnya
ALLAH memberi berbagai cara, berjuta
kesempatan, it’s about time to take this opportunity, ambil kesempatan
ini, raih ampunan ALLAH dengan datang kerumahNYA, muliakan …
Iya, datangilah rumah ALLAH, sekali
sehari minimal, raih ampunanNYA, parkirlah sejenak disana, di masjid
masjid yang kita lewati, taruhlah rp.1000, rp.5000, rp.10000 untuk
memuliakan tempat terindah dimuka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar