flash 2

15 April 2012

makalah basis data

Flame Text - http://www.flamewordmaker.com

doctor reviews

MAKALAH
ARSITEKTUR 2-TIER (2 LAPIS)
ARSITEKTUR 3-TIER (3 LAPIS)

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH

SISTEM BASIS DATA

                                  
                                   Dosenpembimbing   : ADIYANTO ,S.KOM
                                   DISUSUN OLEH :

                                   Nama         : EKO NOVA BUDI SAPUTRO
                                   Jurusan     : Komputerissasi Akuntansi
                                   NPM           : 2011805041
                                   Semester  : II (Dua)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

INSAN PEMBANGUNAN
BITUNG - TANGERANG
2012

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT  karena dengan Rahmat dan Karunia-Nyalah  sehingga Penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang  Alhamdulilah tepat pada waktunya yang berjudul“ Arsitek  2-tier dan Arsitektur  3-tier”
            Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Basis Data, khususnya membahas tentang“ Arsitektur 2-tier dan Arsitektur 3-tier”
Penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan Makalah ini
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan.
 
            Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis..Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten, Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Tangerang, April 2012




i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latarbelakang.................................................................................................. 1

B. PokokPermasalahan...................................................................................... 2

C. MaksuddanTujuan.......................................................................................... 2


BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3
1. Client Server..................................................................................................... 3
2. Arsitektur 2-tier.................................................................................................. 7
3. Arsitektur 3-tier............................................................................................... 10

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 17
Kesimpulan......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18















ii



A. Latar Belakang  
        Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, perangkat lunak database atau biasa disebut dengan aplikasi database juga semakin berkembang, baik dalam hal penggunaan,ukuran, maupun kompleksitas. Hal ini secara langsung akan berdampak pada database server, sehingga konsekuensi dari semua itu adalah beban database server yang akan semakin bertambah. Dampak utama dari semua itu adalah kinerja database server yang akan menjadi lambat seiring banyaknya client yang ditangani. Untuk mengatasi hal itu,maka diperlukan antisipasi dalam perancangan arsitektur sistem database yang lebih baik di masa mendatang.
        Pemusatan kerja pada komputer server mengakibatkan server harus melakukan dua pekerjaan sekaligus. Pertama komputer server bertindak sebagai database server,yang jelas hal ini membutuhkan alokasi sumber daya (resource) yang tidak sedikit.Kedua, komputer server juga dituntut untuk melayani permintaan dari pihak client, dalam hal ini bisa berupa transaksi, query, dan manajemen data.Meski dalam hal ini terdapat dua aplikasi yang terpisah, akan tetapi arsitekturtersebut dirasakan belum mampu bekerja secara maksimal.
        Selain itu, arsitektur two-tier memiliki tuntutan tinggi dalam hal koneksi database, di mana koneksi harus selalu dijaga untuk masing-masing client sehingga menghabiskan sumber daya server. Terutama ketika aplikasi yang dibuat sudah menangani tajamnya peningkatan permintaan dari aplikasi client yang semakin hari semakin bertambah banyak, sehingga bisa berakibat kurang optimalnya kinerja database server.







B. Pokok Permasalahan
            Dari pembuatan makalah ini ada beberapa yang menjadi pokok permasalahan diantaranya :
1.    Arsitektur 2 lapis (2 tier)
2.    Arsitektur 3 lapis (3 tier)
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud dari pembuatan makalah ini adalah :
·         Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Basis Data
·         Untuk menambah pengetahuan  tentang Client – Server
·         Untuk menambah pengetahuan Arsitektur Basis Data
2. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
·         Untuk menambah pengetahuan tentang system Client - Server
·         Mengetahui apa arsitektur 2-tier dan arsitektur 3-tier
·         Agar orang tau apa itu Lingkungan basis data
















BAB II LANDASAN TEORI
1.    Client Server
            Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem. Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client  yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya.Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama.  Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.
           
Gambar 9. Arsitektur Client Server

            Dalam konteks database, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi database. Client  menerimapermintaan  pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan database dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server menerima dan memproses permintaan database kemudian mengembalikan hasil ke client.
           



            Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol terhadap concurrency dan recovery.
Adapun beberapa keuntungan jenis arsitektur ini adalah :
         Memungkinkan akses database yang besar
         Menaikkan performa
         Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses database. 
         Biaya untuk hardware dapat dikurangi
         Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur database
         Biaya komunikasi berkurang
         Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses database melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
         Meningkatkan kekonsistenan
         Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
         Map ke arsitektur open-system dengan sangat alam












Berikut ini adalah ringkasan fungsi client-server
Client
Server
Mengatur user interface
Menerima dan memproses database yang diminta dari client
Menerima dan memeriksa sintaks input dari pemakai
Memeriksa autorisasi
Memproses aplikasi
Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity constraint
Generate permintaan database dan memindahkannya ke server
Melakukan query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
Memberikan response balik kepada pemakai
Memelihara data dictionary

Menyediakan akses database secara bersamaan 

Menyediakan kontrol recovery





Ada beberapa jenis model client – server arsitektur yaitu :
-          Two Tier  Arsitektur
§  E.g. client programs using ODBC/JDBC to  communicate with a database
-          Three Tier Arsitektur
§  E.g. web-based applications, and  applications built using “middleware”


Gambar . Arsitektur  Aplikasi Two Tier dan Three Tier









2.    Arsitektur 2 lapis ( 2-tier)
            Tier dapat diartikan sebagai tingkatan. Kon-sep tier menjelaskan arsitektur aplikasi secara logical ketimbang secara physical. Arsitektur two-tier menerangkan aplikasi yang diran-cang digunakan oleh satu atau lebih client yang terkoneksi pada server database.
            Contoh two-tier yang paling sederhana adalah saat seluruh client yang terkoneksi menjalankan aplikasi yang sama dan mengakses satu database.
            Secara sederhana, konsep two-tier dapat digambarkan sebagai berikut:
            Pada two-tier konvensional, aplikasi pada sisi client umumnya menangani beberapa business logic. Contoh business logic dari sebuah aplikasi client server yaitu sekumpulan komponen object yang memiliki fungsi tertentu. Pada lingkungan jaringan, business logic ini menempati dan dijalankan pada masing-masing komputer client.
            Dari penjelasan diatas, aplikasi dengan arsitektur two-tier seperti digambarkan diatas bisa jadi cukup sederhana untuk diterapkan, tetapi dapat menjadi masalah yang cukup sulit dan memakan waktu, biaya dan tenaga jika tiba saatnya untuk melakukan update aplikasi. Mengapa demikian? Karena penerapan business logic pada two-tier yang digambarkan diatas harus dijalankan pada masing-masing komputer client, sehingga jika dilakukan update aplikasi, maka pada seluruh komputer client yang terkait harus dilakukan proses update.
            Anda dapat menghindari permasalahan ini dengan melakukan sentralisasi business logic pada server. Teknologi DBMS seperti pada Microsoft SQL Server menyediakan fasilitas stored procedure untuk menyimpan business logic.
            Dengan demikian, masing-masing client tidak lagi melakukan proses business logic pada dirinya, tetapi memanggil stored procedure untuk melakukan business logic, kemudian business logic akan menjalankan operasidatabase yang diminta.
            Dengan cara ini, saat Anda ingin melakukan update business logic, cukup dengan melakukan update pada stored procedure yang terletak pada server database, maka perubahan business logic telah berlaku secara keseluruhan sistem.
            Perubahan business logic ini berlaku transparan pada client, dalam artian client hanya perlu mengetahui nama dari procedure yang ada, tidak perlu merisaukan kode program yang terdapat pada procedure tersebut.
            Solusi ini cukup menenangkan dan menghindari Anda dari kerja lembur selama dua malam untuk mengupdate seluruh komputer client pada sistem, yang mana Anda harus melakukannya setelah jam pulang kantor pada saat tidak ada lagi yang menggunakan komputer, selain Anda tentunya

           

Keuntungan dan keterbatasan aplikasi 2-tier
            Pada sistem 2-tier client/ server, aplikasi logic ditempatkan pada sisi client dengan GUI. GUI dijalankan pada client yang akan mengirimkan SQL, file system calls, atau perintah HTTP melalui jaringan ke server. Kemudian server akan mem-proses request dari client dan mengembalikan hasil proses tersebut kembali ke computer client. untuk meng-akses datanya, komputer client harus mengetahui bagaimana data tersebut diatur dan kemudian disimpan pada sisi server. Variasi pada pendekatan 2-tier adalah dengan menggunakan stored procedures untuk meng-off-load beberapa proses pada sisi server.
            Walaupun pengiriman request SQL melalui jaringan, stored procedures membolehkan kita untuk menjalankan sebuah fungsi yang berjalan tanpa sebuah database. Kesederhanaan adalah faktor utama yang mengantarkan 2-tier client/ server menjadi populer. 2-tier sangat ideal digunakan jika kita ingin membangun sebuah aplikasi dengan cepat dengan menggunakan bantuan visual builder tools seperti Delphi, VB, dll.







3.    Arsitektur 3 lapis ( 3tier)
            Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk sistem dimana database disimpan pada lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat client yang tidak dapat mengakses procedure tersebut. Mungkin Anda bertanya, apa perlunya menyimpan database lebih dari satu server?
            Tentu saja Anda juga menginginkan perusahaan yang menggunakan aplikasi Anda dapat berkembang, bukan? Penggunaan lebih dari satu database sangat memungkinkan saat sebuah perusahaan telah memiliki divisi yang cukup besar dimana harus memiliki database tersendiri.
            Dalam kasus penggunaan lebih dari satu server database, Anda perlu mengimplementasikan strategi development yang berbeda, pendekatan yang baik adalah dengan menggunakan model n-tier.
            Huruf “n” pada n-tier menunjukkan variabel numerik yang dapat berisi angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan seterusnya. Karena itu sebuah aplikasi n-tier memiliki 3 atau lebih tingkatan logical, umumnya aplikasi n-tier saat ini menggunakan 3-tier.
            Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan skema disain aplikasi two-tier yang mengimplementasikan business logic pada stored procedure seperti yang telah diterangkan diatas, kemudian melakukan improvisasi disain dengan menambahkan sebuah tingkatan (tier) sebagai middle tier sebagai business object, arsitektur inilah yang dikenal dengan 3-tier.
            Perbedaan nyata dengan 2-tier adalah, business object pada 3-tier terpisah dari aplikasi client dan elemen database. Sehingga dapat digambarkan bahwa sistem 3-tier secara umum terbentuk dari tingkatan client, business dan database.
            Untuk membayangkan penerapan 3-tier dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin paling sering Anda temui adalah penerapan Internet ataupun Intranet.
            Pada aplikasi Internet/Intranet, terdapat client yang menjalankan browser dan meminta informasi dari middle-tier yang berupa HTTP Server. Middle-tier akan meminta data pada server database, kemudian mengirimkannya kembali kepada HTTP Server. HTTP Server akan mengirimkan kepada browser dalam bentuk page/halaman web.

Diagramnya terlihat seperti dibawah ini:
            Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat pada client menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan beberapa database yang digunakan secara bersamaan.
            Dalam pembahasan berikut ini, akan dijelaskan contoh kasus penerapan 3-tier.
            Bayangkan sebuah sistem 3-tier, yang terdiri dari client, business dan database. Sistem tersebut harus melakukan kalkulasi gaji karyawan berdasarkan pajak dan peraturan lainnya yang dapat berubah dari tahun ke tahun.
            Pada tahun ini, terdapat perubahan peraturan pajak yang harus diterapkan pada sistem, pada tingkatan mana Anda harus melakukan update? Anda hanya perlu melakukan update pada tingkatan business object, yang ada karena arsitektur 3-tier ini.
            Satu hal yang harus terus diingat sebagai konsep dasar, bahwa pengertian arsitektur 2-tier maupun 3-tier adalah secara logical dan bukan secara physical. Sehingga pada sebuah sistem kecil Anda dapat menjalankan business logic dan database pada komputer yang sama.
            Tetapi pada sistem yang besar, Anda mungkin memerlukan beberapa komputer untuk menjalankan baik tingkatan business ataupun database.

Keuntungan Dan Kerugian 3-tier
            Diantara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari arsitektur n-tier (atau 3-tier pada umumnya), yang terutama adalah:
1. Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan datang.
2. Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara.
3. Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara transparan.
4. Skala besar.
5.Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
6. Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah
           
            Apakah terdapat kerugian n-tier? Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai konsekuensinya, yaitu sistem n-tier relatif mahal untuk development dan instalasinya.
            Hal ini dikarenakan perencanaan software pada 3-tier bisa jadi sangat kompleks. Bahkan pada awal tahap perencanaan, Anda telah harus mempertimbangkan potensi pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang.
            Kompleksitas dalam hal ini meliputi seluruh aspek, baik infrastruktur maupun pembuatan software secara keseluruhan. Sementara dalam suatu perusahaan, semakin besar perubahan sistem yang dilakukan, maka akan semakin memerlukan adaptasi yang semakin luas ruang lingkupnya. Karena itu secara otomatis memerlukan rentang waktu relatif lebih lama.
            Terutama jika sistem 3-tier tersebut akan menggantikan sistem yang telah lama digunakan, terdapat cukup banyak tantangan untuk sosialisasi sistem yang baru. Dalam hal ini, interaksi dan komunikasi dengan pengguna sistem secara keseluruhan sangat diperlukan.
            Karena itu terdapat dua sisi yang harus Anda temukan titik imbangnya, antara keuntungan-keuntungan yang dapat diraih oleh arsitektur aplikasi n-tier berbanding dengan biaya, tenaga dan waktu yang diperlukan untuk development dan implementasinya.
• Kekurangan arsitektur 3 Tier :
- Lebih susah untuk merancang.
- Lebih susah untuk mengatur.
- Lebih mahal.

Teknologi Pendukung
            Konsep arsitektur tanpa teknologi pendukung tidak akan dapat diterapkan. Termasuk dalam arsitektur 2-tier dan n-tier. Beberapa contoh teknologi yang umum dipergunakan untuk mendukung 2-ter dan n-tier:
1. Component Object.
            Umumnya merupakan model object oriented dimana dapat dipergunakan oleh aplikasi yang berbeda dan penggunaan ulang komponen. Contohnya adalah COM/DCOM. Aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbeda dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan Component Object.
            Component Object itu sendiri dapat ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbeda-beda. Pada prinsipnya komponen tersebut terdiri dari class yang memiliki sekumpulan method.

2. Microsoft Transaction Server.
            MTS atau Microsoft Transaction Server merupakan software yang dikembangkan oleh Microsoft untuk keperluan monitoring transaksi pada aplikasi terdistribusi. MTS beroperasi pada middle-tier dan menyediakan control transaksi.
            Sebagai contoh, jika Anda mengembangkan sistem 3-tier yang mana menempatkan business object pada middle-tier, maka Anda dapat membuat ActiveX DLL sebagai business objectnya, dan melakukan instalasi didalam lingkungan MTS pada middle-tier.
            MTS akan bertanggung-jawab dalam menangani akses multi-client pada busines object tersebut. MTS menyediakan fasilitas seperti transaksi rollback, commit dan deadlock pada middle-tier.

3. HTTP/Web Server.
            Untuk aplikasi n-tier pada aplikasi Internet/Intranet, Anda mutlak memerlukan Web Server. Terdapat cukup banyak web server yang umum digunakan seperti Apache Web Server atau Internet Information Server (IIS).Anda dapat menggunakan web server sebagai middle-tier untuk menangani permintaan dari browser komputer client.

4. Microsoft Message Queue Server.
            MMQS atau Microsoft Message Queue Server merupakan teknologi yang dikembangkan oleh Microsoft yang berjalan pada middle-tier dan berfungsi untuk mengelola antrian permintaan.

            Hal ini dilatarbelakangi karena didalam jaringan yang besar, tidak semua komputer yang terkoneksi berfungsi pada saat yang diperlukan, sehingga diperlukan sebuah aplikasi yang dapat mengelola antrian request dari client dan response dari server yang akan dikirimkan lagi ketika komputer tujuan telah berfungsi.
            Bahkan jika Anda menggunakan banyak server dan keseluruhan server sedang dalam kondisi down, MMQS akan menyimpan semua request hingga beberapa atau semua server kembali online.
            Satu keuntungannya lagi, jika client-client meminta request yang melebihi kapasitas sebuah server, maka MMQS dapat menyimpannya untuk kemudian mendelegasikannya pada server yang tidak sibuk. Untuk kebutuhan ini diperlukan aplikasi pada server yang berfungsi sebagai listener atau referral.
5. Database Management System.
            Database Management System atau dikenal dengan singkatan DBMS merupakan sumber penyimpanan data dan tentu saja memegang peranan vital dalam keseluruhan sistem.
            Untuk arsitektur 2-tier dan n-tier, diperlukan aplikasi DBMS yang mampu bekerja pada lingkungan tersebut, beberapa contohnya adalah MySQL, Microsoft SQL Server dan Oracle.
            Jika pada DBMS yang dipergunakan terdapat fasilitas stored procedure, maka dimungkinkan untuk menyimpan business logic didalam stored procedure yang akan diakses oleh client.
Conceptual Model
            Tahap disain untuk merancang aplikasi untuk perusahaan bisa jadi merupakan pekerjaan yang rumit dan harus berhati-hati. Sehingga sangat disarankan Anda mencurahkan waktu yang cukup pada tahap disain.
            Pendekatan terbaik untuk melakukan disain adalah dengan membagi aplikasi kedalam unit-unit kecil yang disebut modul. Pada awalnya Anda dapat membuat modul standalone yang dapat dipanggil oleh modul lainnya dan dapat digunakan berulang kali (reused) pada project yang lain.
            Hal ini akan mempermudah pekerjaan Anda dan menghindari duplikasi pengkodean yang tidak perlu, serta menghemat waktu kerja Anda.
            Pada tahap disain ini juga, Anda perlu mengenal apa yang dinamakan dengan conceptual model, yang juga dikenal dengan sebutan service model atau application model.

Pada implementasi sistem 3-tier, dikenal tingkatan sebagai berikut:
1. User service/Presentation tier.
            Saat Anda melakukan perancangan pada tahap awal, presentation tier merupakan tingkatan yang mengijinkan pengguna berkomunikasi dengan aplikasi.

2. Business service/Application server tier.
            Digunakan untuk melakukan implementasi business logic.
3. Data service/Data source tier.
            Tingkatan terakhir ini berfungsi untuk mengelola permintaan operasi data.

Mengenal Ruang Lingkup
            Keberhasilan membuat aplikasi perusahaan juga sangat tergantung pada informasi yang Anda dapatkan mengenai perusahaan yang bersangkutan. Pengertian perusahaan tidak selalu mengacu pada PT Angin Ribut seperti pada contoh, tetapi bisa jadi organisasi seperti sekolah, universitas, atau bahkan pemerintah.
           
            Yang pasti, aplikasi tersebut memiliki nilai guna yang besar bagi customer maupun perusahaan yang bersangkutan, mengenal business rule perusahaan yang bersangkutan merupakan kata lain dari mengenal “medan tempur”,
            dimana masing-masing perusahaan memiliki orientasi yang bisa jadi berbeda. Sehingga sisi komunikasi yang baik pun harus dimiliki untuk menghindari kesalahan interpetasi.
            Menciptakan komunikasi yang baik dengan user yang secara langsung akan menggunakan aplikasi Anda juga akan sangat membantu pemahaman dan kesulitan yang dialami, sehingga pemecahan atau solusinya akan lebih mudah ditemukan dan diimplementasikan dalam aplikasi Anda








BAB III PENUTUP


KESIMPULAN
Arsitektur 2-tier menangani databse secara khusus serta mudah digunakan. biasanya, hanya aplikasi yang berskala departemen/ bagian-bagian kecil yang menggunakan konsep 2-tier ini seperti sistem pengambilan keputusan (DSS) atau aplikasi berbasis web sederhana.
            Arsitektur 2-tier juga masih mempunyai kekurangan diantaranya: tidak ada keterbaharuan kode, kurangnya skalabilitas, skala kecil dan dari segi pengamanan sulit
            Aplikasi dalam model 3-tier terbukti mampu meningkatkan kinerja sistem, hal ini disebabkan pada model three-tier ditambahkan sebuah komponen independen diantara aplikasi client dengan aplikasi server yang disebut sebagai middle tier.
             Komponenini secara khusus berfungsi untuk melakukan pemrosesan bisnis atau pengolahan data,dengan demikian sumber daya (resource) server dapat dihemat sehingga kinerja databaseserver akan dapat ditingkatkan.















DAFTAR PUSTAKA


1.    Savitri, 2004, Perbandingan Model Two-Tier dengan Three-Tier dalam ArsitekturClient/Server untuk Mengolah Perintah Query pada Aplikasi Database, UniversitasAhmad Dahlan, Yogyakarta.

2.    Siebold, D., 2001, Visual Basic Developer’s Guide to SQl Server, Sybex Inc, USA.


3.    Wiryana, I.M., 2003, Three-Tiers Client Server, http://www.nakula.rvs.unibielefeld.de/made/.



5.sites.google.com/site/yuditriwibowo/.../pagingefisienuntukdatabesar

5.    Fathansyah, 1999, Basis Data, Informatika Bandung, Bandung.

7. Mnich, M.A., 1998, Multi-tier Architectures for Database Connectivity,
http://www.javaexchange.com/
8.Martina, I., 2002, Database Client/Server Menggunakan Delphi, PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta.